Dari omong-omong rileks ini, mereka sering bertanya, “menurut anda, apa kelemahan yang anda miliki?” Kira-kira bagaimanakah anda menjawab pertanyaan itu.
Tentu saja kita semua memiliki kelemahan, termasuk si pewawancara tentunya. Ketika menjawab pertanyaan ini, anda tentu tidak akan pernah menjawab bahwa kelemahan anda adalah bahwa anda tidak jujur, anda cenderung suka mencuri, dan suka berhantam dengan teman-teman anda.
Jadi anda harus menjawab kelemahan anda sebagai kelemahan yang manusiawi. Contoh, anda memang memiliki kelemahan suka berkelahi dengan temannya. Untuk menyalurkan “bakat” ini anda akhirnya ikut karate. Melalui olah raga ini anda bisa “berhantam” secara sehat dan malah mendapat prestasi. Karena “nafsu” ini sudah tersalur, sekarang anda mampu bergaul dengan orang lain secara harmonis dan saling menghormati.
Informasi Seminar / Pelatihan
Inilah yang ingin didengar oleh pewawancara, mereka ingin melihat adanya orang yang memiliki kelemahan namun sudah bisa mengatasinya. Mereka juga ingin mendeteksi siapa tahu orang yang diwawancara adalah orang yang memiliki kelemahan negatif seperti kecenderungan mencuri, pemalas atau orang yang curang.
Misalkan kelemahan anda adalah anda orangnya sangat hobi begadang.
Anda bisa menceritakan kelemahan ini dengan cara, “Ya, memang kelemahan saya adalah saya sangat suka begadang. Akibat begadang ini, paginya saya sangat ngantuk. Kadang di kampus saya sering tertidur. Tapi untungnya kelemahan ini bisa saya atasi.
Di siang harinya, saya sering berolah raga, sehingga ketika malam, saya sudah sangat ngantuk. Akibatnya, saya tidak mampu lagi begadang. Karena saya tidak begadang lagi, di kampus saya tidak mengantuk lagi. Kebiasaan olah raga ini saya teruskan sehingga jika saya bekerja di kantor Bapak, rasanya saya tidak akan mengantuk ketika saya bekerja.”
Lihat, orang di atas memiliki kelemahan, dan ia menceritakan kelemahan yang manusiawi, kelemahan yang tidak buruk. Yang lebih penting lagi, ia sudah mampu mengatasinya.
Oleh karenanya, sebelum anda siap duduk berhadapan untuk wawancara mengisi lowongan kerja, siapkan dulu jawaban anda. Ketika anda menjawab, anda harus jujur. Pewawancara akan dengan mudahnya mendeteksi ketidakjujuran anda. Jadi jika memang saat ini anda masih seorang perokok, katakan terus terang itu sebagai kelemahan anda. Juga katakan upaya-upaya yang sudah anda lakukan untuk mengatasi kebiasaan buruk itu.
Sekali lagi, ceritakan hanya kelemahan anda yang masih “positif” dan yang lebih penting ceritakan bagaimana anda sudah mampu mengatasi kelemahan itu, dan selanjutnya janji bahwa kebiasaan buruk itu tidak akan menggangu kerja anda.
Okay, selamat berburu lowongan kerja, dan sampai jumpa pada tips kerja lainnya.
DR. Dwi Suryanto, Ph.D. adalah penulis buku Transformational Leadership: Terobosan Baru Menjadi Pemimpin Unggul. Ia seorang konsultan, trainer dan motivator yang mampu menghidupkan suasana rapat-rapat kerja menjadi suasana ceria, menginspirasi, dan membawa perubahan pada pesertanya...
Comments :
Posting Komentar